Medan, Tersiar.com - Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) mengusulkan penggunaan Ikan Kaleng dalam program makan bergizi gratis (MBG) yang direncanakan di bawah pemerintahan Presiden Prabowo Subianto. Langkah ini bertujuan untuk meningkatkan asupan protein dan Gizi masyarakat di berbagai wilayah Indonesia.
Dilansir Tersiar.com, Rabu (13/11/2024), Direktur Jenderal Penguatan Daya Saing Produk Kelautan dan Perikanan (PDSPKP) KKP, Budi Sulistiyo, menyampaikan bahwa saat ini pihaknya sedang mendata pelaku usaha Ikan Kaleng untuk diajukan ke Badan Gizi Nasional. "Sekarang semua produk (Ikan Kaleng) kami list, kami akan ada rapat koordinasi, kami sampaikan, semua sedang berjalan. Dalam waktu dekat kami akan usulkan ke Badan Gizi," kata Budi, Selasa (12/11/2024).
Ia menjelaskan bahwa Ikan Kaleng menjadi solusi di daerah yang sulit mengakses ikan segar. "Kalau di pantai, pesisir itu kan dekat dengan ikan segar. Namun ketika mulai ke arah daratan, bahan baku tingkat rantai dinginnya belum terbangun, maka Ikan Kaleng itu salah satu solusi," jelas Budi.
Ahli Gizi, dr Tan Shot Yen, mengingatkan bahwa Ikan Kaleng umumnya mengandung tambahan minyak dan garam, yang dapat memengaruhi Gizi. "Imbuhan-imbuhan itu yang menjadi masalah," katanya, menambahkan risiko kesehatan jika pengemasan Ikan Kaleng tidak benar atau kadaluwarsa, termasuk botulinum toksin.
Dokter spesialis Gizi, dr Johanes Chandrawinata, SpGK, menyatakan bahwa Ikan Kaleng diproses dalam kaleng kedap udara dengan suhu tinggi untuk memastikan sterilitas. "Derajat keasaman ikan rendah sehingga mikroba dapat berkembang biak. Hal ini mengharuskan ikan disterilisasi pada suhu 116-130 °C," ujarnya.
Menurutnya, kandungan Gizi Ikan Kaleng tergantung pada cara pengolahannya. "Apabila dimasak dengan air (spring water), kandungan Gizi sama dengan ikan segar matang. Namun, jika dimasak dengan minyak, kalori akan meningkat," katanya.
Ia juga memperingatkan risiko botulisme jika kaleng ikan penyok atau rusak. "Pilihlah Ikan Kaleng yang tidak penyok, belum kadaluwarsa, dan rendah garam serta lemak untuk mengurangi risiko kesehatan". (*)