Istanbul, Tersiar.com - Warga Palestina di Jalur Gaza meragukan bahwa hasil pemilihan presiden Amerika Serikat akan membawa perubahan signifikan terhadap situasi di wilayah mereka, yang terus menderita akibat serangan Israel yang berkelanjutan sejak 7 Oktober 2023.
Mereka mengungkapkan pesimisme bahwa presiden AS yang baru akan mengubah kebijakan AS yang dianggap mendukung Israel secara terus-menerus.
Mereka mengungkapkan pesimisme bahwa presiden AS yang baru akan mengubah kebijakan AS yang dianggap mendukung Israel secara terus-menerus.
Menurut laporan Anadolu pada Rabu, sebagaimana dikutip tersiar, Rabu (6/11/2024), banyak Warga Gaza percaya bahwa siapa pun pemenangnya, AS akan tetap mempertahankan dukungan kepada Israel.
Abdullah Mikdad, seorang jurnalis lokal, menyatakan bahwa warga Palestina tidak mengharapkan perubahan sikap AS terhadap Israel, baik di bawah kepemimpinan Donald Trump atau Kamala Harris.
"Yang penting bagi kami adalah presiden AS berikutnya datang dengan visi mengakhiri konflik Israel dan Palestina serta benar-benar menerapkan solusi dua negara," ungkap Mikdad.
Abdullah Mikdad, seorang jurnalis lokal, menyatakan bahwa warga Palestina tidak mengharapkan perubahan sikap AS terhadap Israel, baik di bawah kepemimpinan Donald Trump atau Kamala Harris.
"Yang penting bagi kami adalah presiden AS berikutnya datang dengan visi mengakhiri konflik Israel dan Palestina serta benar-benar menerapkan solusi dua negara," ungkap Mikdad.
Sentimen serupa diungkapkan Khalid Abu Wafa, Warga Gaza yang menyampaikan bahwa rakyat di wilayah tersebut sudah lelah dengan situasi pengungsian yang terus berlanjut, perbatasan tertutup, serta kekurangan bahan pangan dan kebutuhan pokok. "Kami berharap agar serangan ini segera berakhir," katanya.
Sejak Israel melancarkan serangan terbaru di Gaza, AS telah memberikan dukungan militer, intelijen, dan diplomatik yang signifikan. Pengamat Palestina dan internasional menyebut bahwa operasi Israel yang berkelanjutan mungkin tidak akan bisa bertahan tanpa dukungan AS.
Jutaan warga Amerika Serikat menuju ke tempat pemungutan suara pada Selasa untuk memilih presiden AS yang baru. Pemilu ini mempertemukan mantan presiden Donald Trump dengan kandidat dari Partai Demokrat, Kamala Harris. (*)