Jakarta, Tersiar.com - Penguatan Dolar Amerika Serikat (AS) terus terjadi di tengah tingginya Utang pemerintah dan suku Bunga yang tinggi. Fenomena ini disebut sebagai capital reversal, yakni perpindahan portofolio investasi dunia menuju Amerika.

"Dengan Utang yang sangat besar dan suku Bunga yang tinggi, Dolar AS kini berada pada posisi super kuat," dikutip Tersiar.com, Minggu, (15/12/2024).

Indeks Dolar AS, yang sebelumnya berada pada level 101, meningkat menjadi 107 setelah kemenangan Donald Trump dalam pemilihan presiden AS. "Sebelum Trump terpilih, Dolar dibandingkan mata uang negara maju berada di level 101. Kini, hanya dalam waktu lebih dari 1,5 bulan, indeksnya naik hingga 107, atau sekitar 6-7%," jelasnya.

Penguatan Dolar ini memberikan dampak Global dan menjadi tantangan ekonomi bagi banyak negara. "Semua negara merasakan dampaknya. Inilah angin ekonomi yang sedang kita hadapi di era baru ini,".

Fenomena ini diperkirakan akan terus berlanjut selama lima tahun masa pemerintahan Trump, meskipun ketidakpastian tetap menghantui perekonomian Global. "Kita tidak tahu apa yang akan terjadi selanjutnya,". (*)