Medan, Tersiar.com - Komisi Pemilihan Umum (KPU) Kota Medan menggelar debat publik pertama untuk tiga pasangan calon wali kota dan wakil wali kota pada Jumat (8/11/2024) di Four Point Hotel, Jalan Gatot Subroto Medan.
Debat pertama ini mengangkat tema "Meningkatkan Kesejahteraan Rakyat dan Memajukan Kota Medan." Paslon yang berpartisipasi dalam debat tersebut adalah: nomor urut 1, Rico Waas-Zakiyuddin Harahap; nomor urut 2, Prof Ridha Dharmajaya-Abdul Rani; dan nomor urut 3, H Hidayatullah-Ahmad Yasyir Ridho Lubis.
Debat pertama ini mengangkat tema "Meningkatkan Kesejahteraan Rakyat dan Memajukan Kota Medan." Paslon yang berpartisipasi dalam debat tersebut adalah: nomor urut 1, Rico Waas-Zakiyuddin Harahap; nomor urut 2, Prof Ridha Dharmajaya-Abdul Rani; dan nomor urut 3, H Hidayatullah-Ahmad Yasyir Ridho Lubis.
Masalah Kemacetan dan Solusinya
Pada sesi tanya jawab dan sanggahan, Prof Ridha dari paslon nomor urut 2 mengajukan pertanyaan kepada paslon nomor urut 1 dan nomor urut 3 terkait masalah utama kemacetan yang belum juga terpecahkan di Kota Medan. Prof Ridha menyoroti bahwa kemacetan telah menjadi masalah serius selama bertahun-tahun dan semakin parah dalam lima tahun terakhir, tanpa adanya solusi konkret. Ia menilai kebijakan transportasi yang diambil oleh Wali Kota Medan Bobby Nasution tidak efektif dalam mengatasi kemacetan.
Menanggapi hal ini, pasangan nomor urut 3, Hidayatullah dan Ahmad Yasyir Ridho Lubis, memberikan dukungan terhadap kebijakan transportasi yang diinisiasi oleh Wali Kota Bobby Nasution, khususnya terkait pengoperasian bus listrik di Medan.
Hidayatullah mengungkapkan bahwa mereka melihat pengoperasian bus listrik sebagai langkah awal yang baik dalam mengurangi kemacetan yang sudah sangat akut di Kota Medan. "Kami berharap bus listrik ini akan menjadi solusi jangka panjang untuk mengurangi kemacetan, meskipun saat ini masih dalam tahap awal dan belum bisa dinilai sepenuhnya," ujar Hidayatullah.
Hidayatullah mengungkapkan bahwa mereka melihat pengoperasian bus listrik sebagai langkah awal yang baik dalam mengurangi kemacetan yang sudah sangat akut di Kota Medan. "Kami berharap bus listrik ini akan menjadi solusi jangka panjang untuk mengurangi kemacetan, meskipun saat ini masih dalam tahap awal dan belum bisa dinilai sepenuhnya," ujar Hidayatullah.
Sementara itu, Rico Waas dari paslon nomor urut 1 menyampaikan bahwa pembangunan transportasi massal memerlukan waktu dan perencanaan yang matang. Ia mengatakan, seiring dengan perkembangan zaman, jumlah kendaraan pribadi semakin meningkat, sementara solusi transportasi massal yang lebih baik sedang direncanakan. "Kami akan merencanakan moda transportasi yang terintegrasi, sehingga masyarakat bisa mengakses transportasi massal dengan mudah hingga ke titik-titik rumah mereka," ungkap Rico.
Tanggapan Prof Ridha terhadap Jawaban Paslon Lain
Mendengar tanggapan dari paslon nomor urut 1 dan 3, Prof Ridha menegaskan bahwa para pemimpin harus lebih jujur dan realistis dalam melihat permasalahan yang ada. Ia menilai bahwa masyarakat Kota Medan sudah semakin cerdas dan tidak bisa dibohongi dengan alasan yang tidak masuk akal. "Jangan menutup mata terhadap kenyataan yang ada. Wali Kota Medan Bobby Nasution tidak kompeten dan konsisten dalam menangani masalah transportasi di Kota Medan," ujar Prof Ridha dengan tegas.
Peran Badan Usaha Milik Daerah (BUMD)
Paslon Prof Ridha-Abdul Rani juga membahas pentingnya peran Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) dalam mendukung pertumbuhan ekonomi daerah. Mereka mengusulkan agar BUMD lebih difokuskan pada pengelolaan dana investasi yang transparan, akuntabel, dan berkelanjutan. "Kami percaya bahwa BUMD adalah penggerak utama perekonomian daerah, dan untuk itu kebijakan kami akan berfokus pada pengelolaan BUMD yang efisien," ujar Prof Ridha.
Pengembangan SDM dan Program Pendidikan
Terkait pengembangan sumber daya manusia (SDM), paslon Hidayatullah dan Ahmad Yasyir Ridho Lubis menekankan pentingnya pendidikan untuk meningkatkan kualitas hidup masyarakat. Mereka mengungkapkan bahwa meskipun sebagian masyarakat Medan sudah mendapatkan pendidikan, masih ada sekitar 187 ribu orang yang tergolong miskin dan memiliki SDM yang rendah.
Mereka memprogramkan inisiatif "Satu Rumah, Satu Sarjana." yang bertujuan untuk meningkatkan kualitas pendidikan di keluarga-keluarga miskin. "Kami akan memastikan bahwa anak-anak dari keluarga yang kurang mampu mendapatkan kesempatan untuk melanjutkan pendidikan hingga ke jenjang perguruan tinggi, dengan bantuan biaya sekolah bagi yang bersekolah di SMA," kata Hidayatullah.
Mereka memprogramkan inisiatif "Satu Rumah, Satu Sarjana." yang bertujuan untuk meningkatkan kualitas pendidikan di keluarga-keluarga miskin. "Kami akan memastikan bahwa anak-anak dari keluarga yang kurang mampu mendapatkan kesempatan untuk melanjutkan pendidikan hingga ke jenjang perguruan tinggi, dengan bantuan biaya sekolah bagi yang bersekolah di SMA," kata Hidayatullah.
Infrastruktur dan Transportasi
Dalam hal pembangunan infrastruktur, paslon Rico Waas dan Zakiyuddin Harahap menyadari adanya tantangan besar, seperti banyaknya jalan yang belum tuntas diperbaiki dan kurangnya halte transportasi umum. Mereka mengakui bahwa masalah jalan masih menjadi isu penting yang harus segera diperbaiki, dan berkomitmen untuk terus melakukan pembenahan. "Kami akan memperbaiki jalan yang rusak dan mengembangkan transportasi massal yang aman dan terjangkau bagi seluruh masyarakat, dengan fokus pada titik-titik terdalam di Kota Medan," ujar Zakiyuddin Harahap. (*)