Jakarta, Tersiar.com - Jensen Huang, pendiri Nvidia, benar-benar sosok yang inspiratif dengan perjalanan hidup yang penuh tantangan. Meski berasal dari keluarga yang sederhana di Taiwan, ia berhasil mendirikan salah satu perusahaan teknologi paling berharga di dunia, Nvidia.
Dengan pencapaian luar biasa tersebut, Huang tidak hanya mendominasi pasar unit pemrosesan grafis (GPU), tetapi juga memainkan peran penting dalam revolusi kecerdasan buatan (AI).
Vikram Sinha, Presiden Direktur & CEO Indosat Ooredoo Hutchison, dalam jumpa pers di Jakarta, Jumat kemarin dan dikutip, Minggu (10/11/2024) mengatakan Huang dijadwalkan akan menjadi pembicara di acara Indonesia AI Day 2024 pada 14 November mendatang di Jakarta.
Keberadaan Huang di Indonesia pastinya akan sangat menarik, mengingat Nvidia telah menjadi pemimpin di industri teknologi global. Nilai pasar Nvidia yang tercatat lebih dari USD 3.6 triliun mengukuhkan posisinya sebagai perusahaan teknologi paling bernilai, mengalahkan Apple, Microsoft, hingga Alphabet (induk Google).
Kekayaan dan Kepemilikan Saham
Jensen Huang memiliki 3,5% saham Nvidia, yang berkontribusi besar pada kekayaannya. Menurut perkiraan Forbes, Huang saat ini berada di posisi ke-9 orang terkaya dunia dengan kekayaan sekitar USD 128 miliar (atau sekitar Rp 2.003 triliun). Jumlah ini membuatnya masuk dalam daftar orang paling berpengaruh di dunia.
Perjalanan Hidup yang Penuh Warna
Lahir pada 17 Februari 1963 di Tainan, Taiwan, Huang memiliki latar belakang keluarga yang cukup sederhana. Ayahnya seorang insinyur kimia dan ibunya seorang guru SD. Pada usia lima tahun, keluarganya pindah ke Thailand, namun akibat Perang Vietnam yang sedang berlangsung saat itu, mereka tidak berencana untuk tinggal lama di Thailand.
Keputusan untuk pindah ke Amerika Serikat membawa keluarga Huang ke Tacoma, Washington, di mana mereka tinggal bersama paman mereka. Paman Huang memasukkan mereka ke sekolah khusus laki-laki di Oneida, Kentucky, yang ternyata bukan sekolah bergengsi seperti yang ia kira.
Sebaliknya, sekolah tersebut lebih mirip dengan lembaga reformasi, di mana Huang dan saudaranya mengalami banyak kesulitan dan kekerasan. Meski demikian, pengalaman ini mungkin telah membentuk karakter dan ketangguhan Huang, yang kelak menjadi dasar kesuksesannya dalam membangun Nvidia.
Perjalanan hidup Huang yang penuh tantangan ini tentu memberi pelajaran berharga tentang ketekunan, inovasi, dan keberanian untuk menghadapi hambatan besar dalam hidup.
Keberhasilannya dalam mendirikan Nvidia dan memimpin perusahaan menuju kesuksesan global adalah bukti nyata bahwa dari segala kesulitan bisa lahir inovasi yang mengubah dunia. (*)